Nama penyanyi dangdut muda Ghea Youbi belakangan ini begitu populer di tanah air. Namanya tak hanya beken di kalangan penikmat musik dangdut, namun juga di mata dan telinga pemirsa televisi.
Penyanyi bernama asli Ghalia Robyul Adawiyah yang lahir pada 3 April 2000 itu semakin beken di televisi sejak jadi asisten rumah tangga (ART) alias pembantu di program spesial ramadan Ini Sahur NET TV.
Dalam bincang-bincang dengan awak media belum lama ini, Ghea mengaku terjun jadi penyanyi dangdut mengikuti dua kakaknya, Gina Youbi dan Gita Youbi. Seperti diketahui bersama, Gina dan Gita sudah lebih dulu populer di dunia dangdut lewat grup Duo Racun.
Selain itu, Ghea terjun ke musik dangdut juga demi membahagiakan orangtuanya. “Awalnya karena melihat kakak yang sudah lebih dulu sukses di dangdut dan ingin menyenangkan hati orangtua,” ungkap Ghea, dikutip dari Okezone.com, Senin, 27 Mei 2019.
Baca juga:
Ghea merasa beruntung memiliki dua kakak yang sudah merasakan asam garam dunia hiburan tanah air, khususnya di belanika musik dangdut. Ghea menjadikan Gina dan Gita sebagai guru sekaligus penutannya.
“Sudah pasti panutanku di dangdut ya kakak aku sendiri, aku banyak belajar dari beliau dan beliau adalah guru terbaik bagi aku, dan berkat beliau juga aku bisa mengenal dunia entertainment yang sesungguhnya,” ujarnya.
Sebagai penyanyi yang usianya terbilang belia, pelantun lagu Gak Ada Waktu Beib itu pun memiliki mimpi yang terbilang tinggi. Ghea ingin namanya kelak bisa sejajar dengan para legenda dangdut tanah air seperti Rhoma Irama, Elvi Sukaesih, atau Rita Sugiarto.
Ghea tak ingin jadi penyanyi yang hanya beken berkat satu atau dua buah lagi, semacam one-hit wonder. “Pastinya itu (menjadi legenda) adalah cita-cita setiap penyanyi dangdut, di mana karya kita akan selalu dikenang dari masa ke masa,” katanya.
Penyanyi yang juga pemilik single Cowok Jaman Now itu sadar bahwa untuk mewujudkan cita-citanya jadi legenda dangdut, perjalanannya masih sangat panjang. Terlebih lagi Ghea juga mengakui sudah banyak menemui tantangan dan rintangan.
Salah satu yang paling sulit ia kendalikan adalah rasa ingin bermain tinggi. “Rintangan sih paling hanya bagaimana membagi waktu dan tanggung jawab atas perkejaan karena seusiaku ini kadang masih labil, kadang ingin masih banyak waktu main,” pungkasnya.