Dune adalah film bergenre science fiction rilisan tahun 2021 silam yang mengusung tema cerita masa depan ketika manusia bisa melakukan perjalanan luar angkasa. Dune sering disebut mirip dengan Star Wars karya George Lucas karena tema cerita yang serupa. Uniknya, tidak sedikit pula orang yang menyebut cerita film Dune terinspirasi dari Stars Wars. Nyatanya hal tersebut tidaklah tepat lantaran Dune diangkat dari novel karya Frank Herbert yang rilis tahun 1965, jauh sebelum cerita Star Wars ditulis. Dune disutradarai oleh Denis Villeneuve yang sebelumnya dikenal lewat film-gilm sukses seperti Blade Runner 2049 (2017), Arrival (2016), Sicario (2015), Prisoners (2013), dan Incendies (2010). Adapun deretan aktor beken yang bermain di film ini ada Timothee Chalamet, Zendaya, Jason Momoa, Oscar Isaac, Javier Bardem, Josh Brolin, Dave Bautista, Rebecca Ferguson, dll.
Klan Kejam Bernama Harkonnen
Film Dune mengambil setting waktu pada tahun 10191, masa dimana teknologi manusia sudah sangat maju sehingga bisa melakukan perjalanan luar angkasa dari planet ke planet. Beberapa planet menjadi negara yang dikuasai oleh para keluarga bangsawan yang setia kepada kaisar tertinggi saat itu, Shaddam IV dari Klan Corrino. Dikisahkan ada sebuah planet bernama Arrakis yang terdiri dari padang pasir dengan cuaca sangat ekstrim. Di balik kondisi tidak bersahabat planetnya, Arrakis menyimpan kekayaan alam yang lebih berharga dari uang, emas, atau berlian, yaitu rempah-rempah padang pasir. Rempah-rempah dari padang pasir Arrakis memiliki khasiat dapat meningkatkan ketahanan tubuh secara signifikan yang berguna bagi para petualang luar angkasa. Tak pelak, Arrakis menjadi planet yang sangat berharga bagi seluruh alam semesta dan menjadi rebutan banyak klan.
Seorang Fremen atau penduduk asli Arrakis bernama Chani (Zendaya) bercerita, Klan Harkonnen telah menguasai planet tersebut selama 80 generasi. Harkonen menjadi sangat kaya sejak menguasai Arrakis, jauh lebih kaya dibanding kaisar. Sayangnya Harkonens sangat kejam dalam memerintah sehingga membuat para Fremen menderita. Kaisar Shaddam diceritakan tiba-tiba meminta Klan Harkonnen angkat kaki dari planet Arrakis. Chani meyakini kepergian Harkonnen bukan akhir dari penderitaan bangsa Fremen. Dia percaya Sang Kaisar akan mengirim bangsa lain yang tidak kalah buruk dari Harkonnen. Shaddam sendiri telah penyiapkan Klan Atreides dari Planet Caladan untuk menggantikan Harkonnen sebagai penguasa baru Arrakis. Pimpinan tertinggi Atreides adalah Leto Atreides (Oscar Isaac), ayah dari Paul (Timothee Chalamet), sang tokoh utama di film Dune.
Paul memiliki seorang ibu bernama Lady Jessica (Rebecca Ferguson) yang merupakan salah satu anggota organisasi rahasia bernama Bene Gesserit. Sekadar diketahui, Bene Gesserit merupakan organisasi khusus wanita yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi seseorang hanya dengan suara yang disebut The Voice. Jessica telah mengajari semua ilmu yang dia dapatkan dari Bene Gesserit karena Paul memiliki kekuatan spesial, seperti melihat masa depan. Beberapa anggota dewan kekaisaran yang bernama Landsraad diceritakan datang ke Caladan guna menyampaikan pesan bahwa Atreides diminta ke Arrakis untuk menggantikan Harkonnen. Selama pertemuan berlangsung, Jessica menyadari salah satu petinggi Bene Gesserit, Gaius Helen Mohiam (Charlotte Rampling), memperhatikan Paul tanpa henti hingga membuat Jessica merasa khawatir dengan putranya.
Akal Bulus Sang Kaisar
Leto sendiri menyanggupi permintaan Shaddam dan berjanji akan menciptakan kedamaian di Arrakis. Setelah pertemuan itu, Leto meminta beberapa pasukan elitenya menuju Arrakis sebagai mata-mata. Sebelum pasukan elite diberangkatkan, Paul memperingati salah satu prajurit terkuat yang juga teman mentornya dalam pertarungan, Duncan Idaho (Jason Momoa). Paul mengatakan dirinya bermimpi tentang kematian Duncan saat nanti berada di planet Arrakis. Duncan mencoba menenangkan Paul dengan bilang bahwa ia pasti baik-baik saja karena dirinya bukanlah seorang prajurit lemah. Setelah itu, Paul mencoba meminta ayahnya agar ia diizinkan untuk ikut bersama Duncan menuju Arrakis, tetapi Letho tak mengijinkannya. Kepada sang putra, Leto menjelaskan bahwa sang Kaisar saat ini kemungkinan sedang membuat skenario agar Atreides berperang dengan Harkonnen.
Siasat adu domba dilakukan kaisar karena tidak sedikit bangsawan yang ingin Klan Atreides menggantikan Klan Corrino sebagai pemimpin kekaisaran. Di planet Arrakis, Leto merencanakan persekutuan dengan para penduduk asli yang telah lama tertindas Harkonnen. Setelah mendengar hal itu, Paul kemudian mencoba melatih ilmu bela dirinya bersama salah satu anak buat terbaik Leto lainnya yang bernama Gurney Halleck (Josh Brolin). Sementara di planet Giedi Prime tempat keluarga Harkonnen tinggal, Baron Vladimir (Stellan Skarsgard) sang pimpinan tertinggi dan Glossu Rabban (Dave Bautista) keponakannya sedang membahas Atreides yang telah diberikan kuasa oleh Kaisar sebagai penguasa baru Arrakis. Merasa kecewa, Rabban menanyakan apa yang sebenarnya diinginkan oleh Kaisar, lalu Baron mencoba menenangkannya karena semua itu hanyalah sebuah permulaan.
Di tempat lain, Jessica membangunkan Paul dari tidurnya lalu menyuruh Dr. Wellington Yueh (Dr. Wellington Yueh) memeriksakan kondisi sang putra. Jessica melakukan hal tersebut karena dia baru saja kedatangan Gaius Helen Mohiam yang beberapa hari lalu memperhatikan Paul. Senior Jessica itu datang ke sana untuk mencari tahu apakah Paul merupakan seseorang terpilih yang selama ini mereka nantikan kedatangannya. Helen coba memastikan hal itu dengan cara meminta Paul memasukkan tangan ke sebuah kotak yang ternyata hasilnya benar. Setelah Helen pergi, Jessica mengatakan pada Paul bahwa selama ini Bene Gesserit telah mengendalikan pemerintahan dari balik bayangan. Dengan hati-hati mereka mengatur beberapa garis keturunan di berbagai klan agar melahirkan seorang anak terpilih yang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin masa depan kekaisaran.
Janji Leto Atreides pada Stilgar
Singkat cerita, Leto beserta seluruh keluarga besar Atreides tiba Arrakis dan disambut dengan hangat oleh para Fremen yang meyakini Atreides adalah penyelamat mereka. Paul kemudian mencoba mempelajari beberapa hal tentang Arrakis agar pekerjaan klannya di planet tersebut lancar. Saat Paul sedang fokus belajar, seekor serangga pembunuh muncul dari dalam tembok yang pada akhirnya berhasil dia musnahkan. Serangga pembunuh itu rupanya dikendalikan oleh mata-mata dari Harkonnen yang telah enam mingguan dikubur di dalam tembok hanya untuk melakukan misih pembunuhan Paul. Leto yang sangat marah terhadap kejadian itu pun menyuruh Thufir Hawat (Stephen McKinley Henderson) untuk segera mencari mata-mata Harkonnen lainnya karena ia merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap keselamatan seluruh keluarga Leto di Arrakis.
Baca juga:
Sementara itu, Helen datang ke Giedi Prime menemui Baron untuk menyampaikan pesan Kaisar yang akan memberikan tambahan pasukan elite Sardaukar dalam rencana penyerangan ke Atreides. Helen mengatakan Baron bebas membunuh siapa pun kecuali Jessica dan Paul karena mereka berdua berada dalam perlindungan Bene Gesserit. Awalnya Baron menyetujui permintaan tersebut, namun setelah Helen pergi, dia bersumpah bakal membunuh Jessica dan Paul dengan cara melemparkan keduanya ke cacing pasir raksasa. Kembali ke Arrakis, setelah Paul dan lainnya selesai rapat, mereka bertemu dengan Duncan yang baru kembali dari misi hidup bersama para Fremen selama beberapa minggu di padang pasir. Duncan memberikan laporan bahwa para Fremen hidup di markas tengah gurun yang disebut Sietch Tabr dan memiliki pimpinan tertinggi bernama Stilgar (Javier Bardem).
Leto pun akhirnya bisa bertemu dengan Stilgar kemudian berjanji kepadanya bahwa selama ia memimpin Arrakis, dirinya tidak akan pernah memburu para Fremen di Sietch Tabr seperti yang dilakukan oleh Baron dahulu. Keesokan harinya, Leto, Paul, dan lainnya melakukan pengamatan terhadap para pekerja yang sedang memanen rempah-rempah di padang pasir. Di sana keduanya bertemu dengan anggota Klan Fremen yang jadi ahli ekologi Kekaisaran bernama Dr. Liet Kynes (Sharon Duncan-Brewster). Mereka melihat ada seekor cacing pasir yang sedang menuju ke mesin pemanen rempah-rempah. Ketika Paul turun dari pesawat untuk mengarahkan jalur evakuasi, dia tanpa sengaja menghirup rempah-rempah lalu mendapatkan penglihatan aneh sampai membuat dirinya pingsan. Beruntung Paul berhasil diselematkan Halleck sebelum menjadi santapan cacik pasir.
Serangan Pasukan Harkonnen
Ketika mereka sudah kembali, Paul menceritakan mimpi yang ia alami pada ibunya tentang seorang wanita Fremen bernama Chani. Paul bercerita dirinya juga melihat sang ibu sedang menggendong seorang bayi dengan mata biru seperti Fremen. Sementara itu di planet Salusa Secundus tempat Kaisar berada, pasukan gabungan kekaisaran dan Harkonnen sedang bersiap menuju Arrakis untuk berperang melawan Atreides. Meski tahu pasukan Atreides sangatlah kuat, mereka tidak gentar lantaran memiliki jumlah pasukan yang jauh lebih banyak. Malamnya ketika Leto menyadari para penjaga telah dibunuh oleh seseorang, tiba-tiba muncul serangga pembunuh yang menyerang hingga menembus armor miliknya sampai dia lumpuh. Setelah itu terungkap bahwa Dr. Yueh adalah orang yang telah menjadi pengkhianat untuk Harkonnen karena istrinya disandera.
Sebagai bentuk rasa bersalah karena telah berkhianat, Dr. Yueh berikan Leto gigi palsu beracun untuk nantinya digunakan membunuh Baron. Tak lama kemudian serangan dari udara dilancarkan pasukan gabungan kekaisaran dan Harkonnen. Serangan itu berhasil menembus pelindung di atas langit pasukan Atreides di Arrakis. Halleck dan para pasukan lain hanya bisa menunggu kedatangan pasukan musuh dan mencoba melawannya di darat karena armor udara telah dihancurkan. Pada akhirnya satu persatu pasukan Atreides mulai tumbang karena pasukan gabungan kekaisaran dan Harkonnen jauh lebih banyak. Di sisi lain, setelah Duncan berhasil mengalahkan beberapa pasukan musuh, ia mencoba mencari Leto, Paul, dan Jessica. Lantaran tidak menemukan mereka, Duncan memutuskan pergi dari sana menggunakan sebuah pesawat capung rampasan pasukan Harkonnen.
Sementara itu, Paul dan Jessica yang sempat ditangkap oleh pasukan Harkonnen berhasil membebaskan diri berkat kekuatan The Voice mereka. Setelah bebas, Keduanya kembali ke rumah dan mendapati seluruh tempat itu telah berubah menjadi lautan api. Tak ingin tertangkap pasukan Harkonnen untuk kedua kalinya, Paul dan Jessica bersembunyi di balik pasir. Di tengah persembunyian, Paul banyak menghisap rempah-rempah hingga mendapatkan penglihatan tentang dirinya yang sedang bertarung di tengah perang suci. Di tempat lain, Baron menghabisi Dr. Yue yang baru saja menagih janji kebebasan istrinya. Ketika Baron coba mendekati Leto yang sedang terbaring lumpuh, Leto mengembuskan nafas beracun dari gigi palsu pemberian Dr. Yue. Sayangnya Baron berhasil bertahan dari serangan racun tersebut karena sebelumnya dia telah mengaktifkan armor.
Bergabung dengan Fremen
Sementara itu saat Paul dan Jessica keluar dari tempat persembunyian, Duncan berhasil menemukan mereka berdua serta bertemu Dr. Kynes. Duncan minta maaf karena tak bisa melindungi Leto dan yang lainnya. Tak berselang lama badai pasir tiba, sehingga mereka berlindung di sebuah stasiun tua yang dulu pernah digunakan untuk pengujian ekologi. Tanpa mereka sadari ternyata pasukan Sardaukar telah mengetahui keberadaan mereka. Duncan pun mencoba menahan para pasukan Sardaukar agar Paul dan yang lain bisa melarikan diri. Dengan seluruh kemampuannya, Duncan berhasil mengalahkan beberapa pasukan Sardaukar sebelum dirinya terkena serangan lalu tewas. Sementara itu, Paul dan lainnya berhasil menemukan jalan keluar. Dr. Kynes memutuskan tidak ikut menyelamatkan diri lantaran pesawat yang mereka temukan hanya cukup untuk dua orang penumpang.
Dr. Kynes kemudian menyalakan sebuah tamper atau pemancaing cacing pasir untuk datang ke arahnya. Nahasnya, Sardaukar berhasil menemukan Dr. Kynes lalu menusuknya dari belakang hingga tewas. Para pasukan Sardaukar yang membunuh Dr. Kynes tidak sadar cacing pasir datang sehingga mereka semua pun terbunuh oleh cacing raksasa. Paul dan Jessica berhasil kabur dari kejaran pasukan Sadaukar dan melanjutkan perjalanan ke Sietch Tabr untuk bertemu dengan Stilgar. Sayangnya di tengah jalan pesawat mereka mengalami kerusakan usai melewati badai pasir. Mau tidak mau mereka berdua harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Dengan menggunakan penglihatan miliknya, Paul berhasil menemukan jalan menuju tempat Stilgar berada. Di tengah jalan lagi-lagi rintangan muncul ketika Paul menginjak ranjau pemanggil cacing pasir milik para Fremen di dekat Sietch Tabr.
Ketika cacing pasir berhasil mengejar keduanya sampai menampakkan diri tepat di hadapan Paul, seseorang menyalakan tamper yang membuat cacing pasir itu pergi begitu saja. Paul dan Jessica melanjutkan perjalanan lalu pada akhirnya berhasil menemukan Stilgar. Pada awalnya stilgar enggan menerima Jessica yang dia anggap hanya wanita tua lemah. Jessica pun berdual dengannya stilgar untuk membuktikan anggapan dirinya lemah adalah kesalahan besar. Jessica yang memiliki kemampuan bela diri mengalahkan stilgar dengan sangat mudah. Setelah itu, stilgar percaya pada mereka lalu membawa keduanya menuju tempat persembunyian. Stilgar berhasil diyakinkan, anak buahnya yang bernama Jamis (Babs Olusanmokun) giliran menolak keberadaan Paul dan Jessica. Dia menantang Paul untuk berduel sampai mati sesuai dengan tradisi Klan Fremen.
Dipersenjatai pisau milik Chani, Paul berdual dengan Jamis. Paul unggul jauh dalam pertarungan tersebut, namun dia enggan menghabisi lawannya. Paul kemudian mendapat penglihatan bahwa dia akan mati jika masih terlalu naif seperti itu. Penglihatan itu berhasil membangkitkan keberanian Paul untuk menghabisi nyawa Jamis sesuai dengan tradisi Fremen. Setelah pertarungan tersebut, para Fremen percaya Paul merupakan orang yang terpilih. Ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju tempat persembunyian, Paul sempat melihat seorang Fremen mengendarai cacing pasir tak ubahnya pengunggang kuda. Ketika Paul dan ibunya merasa terheran dengan pemandangan yang baru saja mereka lihat, Chani mengatakan bahwa semua itu hanyalah awal. Chani menyebut masih banyak hal lain yang jauh lebih hebat dari sekadar seorang Fremen menunggangi cacing pasir.