Cerita Breaking Bad Season 1: Awalnya Guru, Kini Pengedar Sabu

By-|

Instagram

Walter White dan Jesse Pinkman
Walter White dan Jesse Pinkman (Youtube)

Ketika ditanya, apa serial televisi terbaik sepanjang masa? Kebanyakan orang biasanya akan menjawab Breaking Bad (2008–2013). Jawaban tersebut memang tidak salah, Breaking Bad merupakan serial televisi yang memiliki reputasi mentereng. Serial yang hadirkan Bryan Cranston dan Aaron Paul sebagai bintang utama itu adalah pemegang rating tertinggi IMDB untuk kategori series dengan raihan 9,5. Breaking Bad bercerita tentang guru kimia di sebuah SMA yang beralif profesi jadi produsen narkoba. Tayang perdana pada 20 Januari 2008, Breaking Bad merampungkan episode pamungkasnya pada 29 September 2013. Dalam lima musim penayangannya, Breaking Bad mencatatkan jumlah episode sebanyak 63. Pasti kalian penasaran bagaimana cerita dari serial televisi yang melegenda ini. Tenang saja, Popmagz.com kali ini akan menulis artikel cerita Breaking Bad season pertama.

Vonis Kanker yang Mengubah Hidup

Adegan pembuka Breaking Bad memperlihatkan sebuah mobil di tengah gurun melaju kencang seperti dikejar beberapa mobil polisi dengan sirine berbunyi. Mobil tersebut akhirnya hilang kendali hingga terperosok ke tepi jalan. Kemudian keluarlah dua orang penumpangnya, Walter White (Bryan Cranston) dan Jesse Pinkman (Aaron Paul). Walter merekam dirinya sendiri dengan handicam, menyampaikan pesan terakhir untuk keluarganya di rumah. Setelah itu dia memagang pistol, mengacungkan ke arah datangnya suara sirine mobil. Scene berganti ke flashback tiga minggu sebelumnya, dimana Walter diperlihatkan sedang tidak bisa tidur. Dia terus memikirkan keadaannya yang sedang sulit karena mengalami krisis keuangan. Pada pagi harinya, Walter sarapan bersama Skyler (Anna Gunn) istrinya dan anaknya yang berkebutuhan khusus, Walter Junior (RJ Mitte).

Setelah selesai sarapan, Walter dan putranya berangkat ke sebuah sekolah. Walter merupakan seorang guru kimia di sebuah sekolah tingkat SMA, dimana Junior putranya juga bersekolah di tempat tersebut. Saat mengajar, di kelas ada seorang murid nakal bernama Chad (Evan Bobrick) yang malah asik ngobrol sendiri ketika pelajaran, sehingga dimarahi oleh Walter. Usai mengajar, Walter menuju ke tempat kerja sampingannya sebagai kasir tempat pencucian mobil. Karena ada karyawan bagian pencuci mobil yang tidak masuk kerja, Bogdan Wolynetz (Marius Stan) bosnya meminta Walter mencuci sebuah mobil. Ternyata mobil yang dicuci Walter adalah milik Chad, murid yang sebelumnya dia marahi di kelas. Chad yang saat itu bersama pacarnya kemudian memotret Walter dengan ponsel seakan sengaja mempermalukan gurunya itu sebagai bentuk balas dendam.

Pesta Ulang Tahun Walter White
Pesta Ulang Tahun Walter White (Youtube)

Setelah selesai bekerja di tempat pencucian mobil, Walter langsung kembali pulang ke rumahnya. Di sana Walter mendapatkan kejutan dari keluarga dan juga teman-temannya karena hari tersebut dia berulang tahun ke-50. Hari berlalu, Walter kembali ke tempat pencucian mobil setelah selesai mengajar seperti sehari sebelumnya. Namun tiba-tiba dia terjatuh di tempatnya bekerja hingga tak sadarkan diri kemudian dibawa ke rumah sakit. Dokter mendiagnosa Walter terkena penyakit kanker paru-paru stadium tiga yang membuat dia tak bisa bekerja terlalu berat. Dokter juga memvonis usia Walter kemungkinan tidak akan lama lagi. Sejak hari itu boleh dibilang Walter menjadi orang yang berbeda karena tekanan pikiran yang begitu berat. Bagaimana tidak, sebelumnya dia sudah mengalami masalah keuangan, lalu sekarang ada rangkaian pengobatan mahal yang harus dia jalani.

Pertemeuan dengan Jesse Pinkman

Esok harinya, Bogdan kembali menyuruh Walter untuk mengelap semua mobil yang ada di pencucian. Karena sedang dalam kondisi stres, Walter lalu memaki-maki Bogdan yang selama ini memperlakukannya semena-mena. Walter pun dengan mantap memutuskan keluar dari pekerjaan di tempat pencucian mobil tersebut. Untuk mengobati stressnya, Walter menemui Hank Schrader (Dean Norris) suami dari Marie Schrader (Betsy Brandt), adik istrinya. Dia meminta Hank yang seorang anggota Drug Enforcement Administration (DEA) untuk diajak ketika melakukan penggerebekan narkoba. Saat diajak dalam aksi penangkapan pengedar narkoba, Walter melihat seorang tersangka berhasil melarikan diri. Tersangka yang melarikan diri itu adalah Jesse Pinkman, muridnya di SMA dulu. Pada malam harinya, Walter yang masih ingat dengan rumah Jesse semasa sekolah berkunjung ke sana.

Jesse yang mengira Walter datang untuk menangkap dirinya sempat coba melarikan diri. Walter ternyata ingin menjadi partner Jesse sebagai pengedar narkoba demi mendapatkan uang tabungan masa depan untuk keluarganya ketika dia nanti meninggal. Walter mengatakan bahwa mereka akan cocok kerja sama lantaran dia paham tentang kimia dan Jesse paham pemasaran narkoba. Walter sendiri memang seperti memaksa Jesse untuk menerima tawarannya dengan mengancam lapor polisi jika tawarannya itu ditolak. Karena tak punya pilihan lain, Jesse pun menyanggupi permintaan mantan guru SMA-nya tersebut. Esok harinya setelah selesai mengajar, Walter diam-diam menyelinap ke laboratorium sekolah, lalu mengambil berbagai macam perlengkapan yang dibutuhkan untuk memproduksi narkoba.

Keduanya juga membeli sebuah mobil RV yang akan dipakai untuk lab produksi sabu di tengah gurun. Setelah mengecek keadaan sekitar gurun aman, Walter mulai melakukan tugasnya memasak sabu. Dia meracik semuanya dengan sangat teliti menggunakan remus kimia yang telah dia pelajari puluhan tahun. Setelah proses memasak sabu selesai, Jesse kaget karena sabu yang mereka produksi memiliki kemurnian 99,1%. Jesse pun membawa sampel sabunya ke seorang pengedar bernama Domingo Gallardo Molina alias Krazy-8 (Maximino Arciniega). Krazy-8 kaget karena barang yang dibawa Jesse adalah sabu terbaik yang pernah dia rasakan. Penasaran siapa yang masak sabu tersebut, Krazy-8 ingin dibawan menemui sang pembuatnya. Krazy-8 dan Emilio Koyama(John Koyama) anak buahnya yang baru bebas dari tahanan polisi dibawa Jesse ke gurun untuk bertemu dengan Walter.

Kekacauan di Tengah Gurun

Krazy-8 dan Emilio Menemui Walter
Krazy-8 dan Emilio Menemui Walter (Youtube)

Krazy-8 menawarkan Walter untuk bekerja padanya sebagai pembuat sabu. Walter menolak tawaran itu, dia memilih untuk tetap penjadi produsen sabu secara mandiri. Emilio yang melihat Walter menyadari bahwa laki-laki tersebut ada di dalam mobil DEA saat penggerebekan beberapa hari lalu. Krazy-8 dan Emilio pun menodongkan pistol mereka ke Walter. Walter yang ketakutan mengatakan dia akan mengajari dan memberikan formula sabunya asal dibiarkan tetap hidup. Saat ketiganya berada di dalam RV untuk mengajari Krazy-8 resep sabu, Walter malah meracik gas beracun untuk menghabisi Krazy-8 dan Emilio. Walter yang coba membebaskan Jesse kaget melihat gas beracunnya menimbulkan percikan api di dedekat RV mereka. Keduanya pun langsung menyalakan RV untuk kabur dari tempat tersebut, sementara Krazy-8 dan Emilio masih berada di dalam RV juga.

Adegan itu ternyata sambungan dari scene pembuka saat awal tadi. Walter yang memegang pistol usai RV-nya terperosok sempat coba mengakhiri hidupnya dengan pistol, namun gagal lantaran senjatanya terkunci. Saat sudah pasrah mengira bakal ditangkap polisi, mobil dengan sirine yang sebelumnya seperti mengejar mereka ternyata adalah rombongan mobil pemadam kebakaran. Walter dan Jesse lalu membawa RV mereka pulang ke rumah Jesse. Di pagi harinya saat sedang sarapan bersama Skyler, Walter mendapat telepon dari Jesse. Dia mengatakan Emilio dan Krazy-8 yang mereka kira sudah mati di dalam RV sepertinya masih hidup. Walter menyuruh Jesse untuk tenang dan dia akan ke sana seusai mengajar di sekolah. Selesai mengajar, Walter kembali masuk ke gudang laboratoriom sekolah untuk mengambil dua botol larutan hydrofluoric acid (HF).

Dalam perjalanan menuju rumah Jesse, Walter melihat Krazy-8 sedang linglung kabur di jalanan. Walter coba menangkapnya yang malah membuat Krazy-8 berlari dan menabrak pohon hingga pingsan. Walter pun kembali membawa Krazy-8 ke rumah Jesse lalu diikat lehernya ke tiang ruang bawah tanah. Jesse mengatakan bahwa Emilio sudah tewas dan bingung apa yang akan dilakukan terhadap mayatnya. Walter ternyata sudah mempersiapkan solusi masalah tersebut dengan melarutkan jasad Emilio dengan hydrofluoric acid. Keduanya melakukan pembagian tugas, dimana Jesse memiliki tugas untuk mengurus mayat Emilio dengan hydrofluoric acid, sementara Walter mendapat bagian untuk menghabisi Krazy-8. Walter berlatih membunuh Krazy-8 mulai dengan pisau, palu, dll. yang pada akhirnya dia tidak memiliki mental untuk melakukannya.

Korban Pertama Walter White

Walter memutuskan akan melakukan pembunuhan Krazy-8 pada keesokan harinya, sehingga sebelum pulang dia sempat memberikan Krazy-8 makanan dan minuman. Saat Jesse coba membawa jasad Emilio dari RV ke dalam rumahnya, tiba-tiba Skyler datang. Jesse diancam Skylar untuk berhenti menjual ganja ke suaminya atau bakal dilaporkan ke suami adiknya yang seorang anggota DEA. Setelah Skyler pergi, Jesse memasukkan tubuh Emilio ke dalam bak mandi untuk dilarutkan dengan hydrofluoric acid. Walter kemudian datang dan Jesse marah padanya setelah tahu bahwa suami dari adik istri Walter adalah anggota DEA. Jesse juga mengatakan bahwa dia sudah melarutkan tubuh Emilio ke dalam bak mandi. Mendengarkan itu, Walter merasa ada yang tidak beres dan dia mengeceknya. Tiba-tiba bak mandi jatuh ke bawah dan semua darah berceceran di lantai yang harus mereka bersihkan.

Walter White dan Krazy-8 Ngobrol
Walter White dan Krazy-8 Ngobrol (Youtube)

Saat Walter sedang berada di ruang bawah tanah, Krazy-8 coba memainkan psikologis Walter yang akan membunuhnya. Pertama-tama dia bertanya apakah Emilio sudah tewas. Kemudian Krazy-8 mengatakan dirinya tahu semua tentang Walter. Dia tahu bahwa Walter adalah seorang guru SMA dan Walter juga mempunyai seorang anak yang cacat. Krazy-8 mengatakan bahwa Informasi tersebut didapatkan dari cerita Jesse. Mendengarkan hal itu, Walter kembali menuju ke lantai untuk memarahi Jesse karena memberikan informasi tentang dirinya pada Krazy-8. Ketika malam tiba, walter pun membuatkan sandwich untuk Krazy-8 yang berteriak-terika kelaparan dari ruang bawah. Saat dia mengantarkan sandwich ke ruang bawah, penyakit Walter kambuh hingga membuatnya terjatuh pingsan. Usai siuman dari pingsannya, dia kembali membuat sandwich untuk Krazy-8.

Usai diberi sandwich, Krazy-8 kembali memainkan psikologis Walter dengan obrolan yang sangat hangat, seakan Krazy-8 hanyalah pria baik-baik. Obrolan tersebut membuat Walter luluh hingga ingin membukakan pengikat leher Krazy-8 di ruang bawah tanah. Ketika Walter kembali ke lantai atas untuk mengambil kunci pengikat leher Krazy-8, dia menemukan hal aneh di tempat sampah usai membuang kaleng minumannya. Walter penasaran dengan pecahan piring sandwich pertamanya ketika jatuh pingsan sebelumnya, dimana seperti ada yang hilang. Dia menyusun kembali pecahan piring itu, ternyata ada satu pecahan piring berbentuk mirip pisau hilang. Dia pun sadar bahwa Krazy-8 diam-diam telah menyimpan pecahan piring berbentuk pisau yang akan dipakai untuk membunuh Walter saat lengah. Walter menyadari Krazy-8 selama ini telah memainkan psikologisnya.

Walter kini tidak ragu untuk menghabisi Krazy-8 sebelum dirinya terus lengah dengan permainan psikologis lengah yang bisa membuatnya terbunuh. Walter kembali ke ruang bawah tanah menemui Krazy-8, berpura-pura akan membebaskannya sebagaimana obrolan terakhir mereka. Saat mendekat akan membukakan ikatan leher, Krazy-8 juga sadar niat jahatnya telah ketahuan sehingga dia langsung mengeluarkan pecahan piring untuk menyerang Walter. Beruntung Walter lebih dulu bereaksi dengan menarik pengingkat leher Krazy-8 hingga membuatnya tewas tercekik. Esok harinya Walter tidak masuk kerja karena masih trauma atas pembunuhan pertama dalam hidupnya. Korban pertama Walter sebenarnya bukan Krazy-8, melainkan Emilio. Hanya saja Emilio tewas tidak melalui tangan walter langsung seperti Krazy-8, melainkan dengan gas beracun.

Baca juga:

Jesse Pulang ke Rumah Orangtua

Hank dan teman-teman DEA-nya memeriksa lokasi di tengah gurun yang merupakan tempat Jesse dan Walter memasak sabu. Mereka juga mencari Krazy-8 yang ternyata salama ini adalah informan DEA. Mereka menemukan barang bukti sabu di dalam mobil yang ditinggalkan oleh Krazy-8. Hank mengadakan rapat di DEA guna menyiapkan pasukannya untuk melakukan pencarian Krazy-8. Dalam rapat tersebut, Hank juga mengungkap bahwa sabu yang mereka temukan di mobil Krazy-8 adalah kualitas terbaik yang pernah ada. Sementara itu di rumah Jesse, dia kedatangan dua temannya, Christian Ortega alia Combo (Rodney Rush) dam Skinny Pete (Charles Baker). Jesse menawarkan pada teman-temannya sabu hasil produksinya bersama Walter. Jesse juga meminta Combo dan Skinny Pete untuk mempromosikan sabu buatannya ke orang-orang.

Jesse dan Diana Ibunya di Rumah
Jesse dan Diana Ibunya di Rumah (Youtube)

Keesokan harinya, Jesse tiba-tiba ingin pulang ke rumah orang tuanya, Adam (Michael Bofshever) dan Diane Pinkman (Tess Harper). Sesampainya di sana, dia melihat Jacob (Ben Petry) adiknya berhasil mendapatkan banyak perhargaan. Jesse lalu ditelepon Combo yang bilang sepupunya menyukai sabu produksi Walter. Comba bilang sepupunya akan membeli semua sabu tersebut jika diproduksi lagi. Jesse lalu mendatangi rumah Walter, namun sayang terjadi kesalahpahaman di antara mereka hingga terjadi pertengkaran. Jesse mengatakan pada Walter bahwa ada klien yang ingin memesan sabu dalam jumlah besar. Karena suasana hati Walter sedang buruk, dia malah mengusir Jesse alih-alih menerima tawaran tersebut. Kembali ke rumah orangtua Jesse, pebantunya tanpa sengaja menemukan selinting ganja di sebuah pot bunga yang dikira orangtuanya adalah milik Jesse.

Orangtua Jesse yang hilang kesabaran lalu mengusir putranya tersebut dari rumah. Ketika Jesse menunggu taksi untuk kembali pulang ke rumahnya sendiri, Jacob datang menghampiri kakaknya dan mengaku ganja tersebut miliknya. Jesse marah dan membuang ganja itu sembari memperingati adiknya untuk tidak menggunakannya lagi. Beberapa hari kemudian Jesse memutuskan untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan pemasaran. Dalam wawancara, Manajer perusahaan mengatakan bahwa mereka sedang tidak membuka lowongan marketing. Lowongan yang tersisa pada perusahaan tersebut adalalah menjadi maskot penyebar brosur promo yang tentu saja ditolak Jesse. Ketika Jesse akan pulang dari perusahaan tempatnya melamar, dia dipanggil salah satu maskot yang ternyata adalah temanya, Brandon Mayhew alias Badger (Matt Jones).

Walter dan Jesse Masak Sabu Lagi

Jesse dan Bedger pun berbincang-bincang, termasuk tentang produksi sabunya bersama Walter yang terbilang sukses. Bedger bingung kenapa Jesse tidak memproduksi sabu lagi, malah coba melamar kerja sebagai marketing di sebuah perusahaan. Jesse menjawab bahwa Walter tidak mau lagi memproduksi sabu dan dia pun kesulitan menemukan bahan baku pembuatannya sendiri. Mendengarkan hal itu, Badger mengajukan diri untuk membantu Jesse untuk menyediakan bahan-bahan pembuatan sabu yang diperlukan. Beberapa hari kemudian, Badger membawa semua bahan yang dibutuhkan untuk mereka memproduksi sabu. Keduanya lalu menggunakan mobil RV yang sama berangkat ke tengah gurun untuk memasak sabu. Setelah sabu selesai dimasak, Jesse tidak puas dengan hasilnya karena tingkat kemurniannya jauh dibanding buatan Walter.

Jesse membuang semua sabu yang telah dia masak sebelumnya begitu saja. Jesse kemudian memasak ulang sabu yang lagi-lagi hasilnya tidak semurni buatan Walter. Jesse hendak membuang sabu yang telah jadi tersebut hingga membuat Badger marah lalu terjadi baku hantam. Jesse kemudian meninggalkan Badger di tengah gurun. Di tempat lain, Walter sedang berkumpul bersama keluarganya. membahas tentang pengobatan kanker peru-parunya. Keesokan harinya, Walter dan keluarga pergi berobat di sebuah klinik spesialis kanker paru-paru. Di sana Walter menjalani proses kemoterapi untuk mengobati kanker peru-parunya. Setelah selesai menjalani kemo, Walter yang sadar bakal butuh banyak uang datang menemui Jesse di rumahnya. Kedatangan Walter ke sana untuk mengajak Jesse kembali memproduksi sabu yang tentu saja membuat Jesse kaget.

Walter White Kelelahan Masak Sabu
Walter White Kelelahan Masak Sabu (Youtube)

Walter kembali membawa barang-barangnya ke lab mereka di mobil RV. Di situ dia melihat lab yang sudah sangat berantakan sisa-sisa produksi yang dilakukan Jesse bersame Badger beberapa hari sebelumnya. Walter kali ini ingin melakukan pekerjaannya lebih rapi dari sebelumnya. Dia mengatakan bahwa pembagian tugas harus diperjelas, dimana Jesse adalah orang yang bertugas memasarkan barang, tidak perlu bantu memasak sabu. Walter juga berpesan pada Jesse agar identitasnya sebagai orang yang memasak sabu bener-benar dijaga kerasahasiaannya. Keesokan harinya usai mengajar, Walter dan Jesse kembali ke tengah gurun tempat dia biasa memproduksi sabu. Di tengah-tengah proses produksi, Walter mengalami sesak nafas sehingga harus beristirahat di luar. Jesse melihat dada Walter berwarna merah bekas proses kemoterapi.

Saat itulah Walter memberikan pengakuan pada Jesse tentang kondisi kesehatannya. Walter merasa kondisinya terlalu lelah, dia pun meminta Jesse untuk melanjutkan memasak sabu. Hal yang sebenarnya bertentangan dengan pernyataan Walter beberapa hari lalu. Di tempat lain, Steven Gomez (Steven Michael Quezada) rekan Hank memberitahu bahwa masker gas yang ditemukan pada TKP sebelumnya telah diidentifikasi. Masker tersebut rupanya berasal dari sekolah tempat Walter mengajar. Usai sabunya selesai produksi, Jesse pun mulai mengedarkan narkoba tersebut ke jalanan. Pagi harinya, Jesse kembali mendatangi Walter yang sudah menunggunya di lab tengah gurun untuk memberikan hasil penjualan. Walter kecewa karena hasil penjualan Jesse tidak sesuai ekspektasinya. Walter meminta Jesse untuk tidak menjual sabunya secara enceran, melainkan dalam jumlah besar.

Tuco Salamanca, Si Bandar Gila

Esok paginya setelah selesai mengajar, tiba-tiba Hank mendantangi Walter di sekolahnya. Hank bertanya pada Walter apakah masker yang dia bawa itu adalah miliknya. Walter menjawab bahwa masker tersebut bukan miliknya. Di sana Hank juga menemukan bahwa ada 2 masker yang hilang dan beberapa botol kaca. Usai Hank pergi, Walter menerima telepon dari Jesse yang mengabarkan dia telah mendapatkan calon pembeli/bandar besar. Jesse menyebut bandar besar itu adalah Tuco Salamanca (Raymond Cruz), teman satu sel Skinny Pete saat masih di penjara. Walter kemudian meminta Jesse untuk menawarkan sabu buatan mereka pada Tuco. Usai datang ke tempat Tuco, Jesse memberikan sabunya kepada Tuko untuk dicoba. Tuco terkejut dengan kualitas sabu tersebut hingga penasaran siapa yang membuatnya. Jesse menjawab bahwa sabu itu adalah buatan dirinya bersama partnernya.

Tuco berani membeli sabu tersebut dengan harga yang sangat mahal per pound-nya. Tetapi Jesse ingin uang dibayar di muka untuk modal biaya produksi. Permintaan itu membuat Tuco yang memang seorang psikopat gila marah lalu menghajar Jesse sampai babak belur. Usai menghajar Jesse, Tuko mengatakan tidak ada yang boleh menguasai peredaran narkoba di kawasan South Valley selain dirinya. Karena tak menerima kabar dari Jesse, Walter coba menghubungi Jesse. Skinny Pete yang mengangkat telepon mengatakan Jesse sedang dirawat di rumah sakit. Walter menuju ke rumah sakit dan melihat Jesse yang sedang tak sadarkan diri. Keesokan harinya, Walter sadar rambutnya mulai rontok karena kemo sehingga dia memilih untuk menggundulinya saja. Dengan penampilan baru, Water mandatangi tempat Tuco seorang diri untuk bertemu dengannya.

Tuco Salamanca Si Bandar Gila
Tuco Salamanca Si Bandar Gila (Youtube)

Setelah melewati pemeriksaan, Water pun bisa bertemu dengan Tuco. Tuco melihat sabu yang dibawa Water memiliki bentuk fisik sedikit berbeda dari yang sebelumnya. Lantaran belum mengenenal siapa itu Walter White, Walter memperkenalkan dirinya dengan nama samaran Heisenberg. Walter mengatakan dia mau sejumlah uang untuk sabu yang sebelumnya Tuco rampas serta biaya pengobatan Jesse di rumah sakit. Diancam oleh orang asing di markasnya sendiri, Tuco pun tertawa menanggapi permintaan Walter. Tuco bilang, Heisenberg adalah orang bodoh karena datang ke markasnya membawa sabu setelah sabu pertama yang dibawa Jesse telah dirampas. Water menjawab bahwa yang dia bawa kali ini bukanlah sabu sembari melemparnya hingga membuat ledakan di markas Tuco. Benda mirip sabu itu ternyata adalah bahan peledak bernama mercury fulminate.

Tuco yang melihat keberanian Water pun akhirnya menuruti semua permintaannya. Dia juga mengatakan bahwa sabu yang sebelumnya dirampas dari Jesse laku keres ketika dijual di kota Tijuana, Mexico. Tuco meminta satu pound sabu lagi dari Walter yang akan dibayar langsung pada minngu depannya. Setelah membuat kesepakatan, Water pun pergi dari sana membawa semua uang yang telah dia minta. Setelah dapat uang dari Tuco, Water mendatangi Jesse untuk menyerahkannya. Jesse sangat kaget dengan keberanian Water mendatangi Tuco di markasnya seorang diri. Walter juga mengatakan bahwa dia telah membuat kesepakatan dengan Tuco. Sehari berselang, Walter pergi bersama istrinya untuk menemui dokter mereka. Di sana dokter mengatakan bahwa penyakit Water sudah sangat mangkhawatirkan dan harus ditangani dengan serius sesegera mungkin jika ingin sembuh.

Lahirnya Sabu Blue Sky Legendaris

Singkat cerita, tiba hari dimana Walter dan Jesse harus menyerahkan satu pound sabu yang telah dipesan Tuco. Mereka melakukan transaksi sabu tersebut di sebuah tempat penampungan mobil ronsok. Tuko pun tiba bersama dua bawahannya, Gonzo (Jesus Payan) dan No-Doze (Cesar Garcia). Walter memberikan sabu yang telah dipesan Tuco dengan jumlah tidak genap satu pound. Water mengatakan bahwa mereka ada kendala dalam produksi sehingga tidak bisa menepati janji mereka. Tuco kemudian membayar Sabu yang hanya setengah pound lebih sedikit itu dengan setengah harga. Walter lalu menawarkan Tuco kesepakatan baru dengan biaya lebih besar dan diterima olehnya. Sepulangnya ke rumah, Walter dan Jesse menyusun daftar belanja bahan-bahan sabu yang kali ini jumlahnya lebih banyak karena target setiap produksi empat kali lipat dari sebelumnya.

Water meminta Jesse untuk segera membeli semua barang itu agar mereka bisa langsung mulai produksi. Esoknya Water kembali datang rumah Jesse untuk memeriksa semua barang yang mereka butuhkan. Tetapi Walter tidak melihat methylamine ada dalam daftar pembelian bahan baku Jesse. Methylamine adalah bahan baku baru pengganti pseudoephedrine usai Walter memutuskan untuk meningkatkan kapasitas produksi sabu mereka. Jesse mengatakan bahwa pemasok bahan baku langganannya tidak bisa mendapatkan methylamine karena pengawasan ketat. Walter berencana untuk mencuri langsung methylamine dari gudang penyimpanannya. Walter mulai meracik bahan peledak yang akan dia gunakan untuk mendobrak pintu gudang. Dalam aksi pencuriannya, mereka juga mengunci petugas keamanan gudang di toilet setelah sebelumnya diberi obat pencahar.

Pada akhirnya Walter dan Jesse dengan mulus berhasil mencuri satu drum Methylamine. Pagi harinya mereka berdua berencana langsung berangkat ke tengah gurun untuk produksi sabu. Sayangnya RV andalan mereka tidak mau menyala meski sudah berulang kali coba dihidupnya. Mau tidak mau keduanya harus memasak sabu di ruang bawah tanah rumah Jesse karena tidak mau tertunda lagi proses produksi sabunya. Kesialan mereka rupanya tak berhenti sampai situ, pasalnya pada hari tersebut ternyata adalah hari open house calon pembeli rumah Jesse yang telah diiklankan agensi. Di tengah proses memasak sabu, Jesse naik ke atas untuk mengusir para tamu dengan mengaku rumah tersebut telah laku terjual. Setelah melewati berbagai rintangan, Sabu pesanan Tuco pun berhasil mereka produksi

Tuco Tersinggung Ucapan No-Doze
Tuco Tersinggung Ucapan No-Doze (Youtube)

Walter dan Jessei kemudian mengantarkan sabu tersebut ke tempat transaksi yang sama dengan sebelumnya. Sabu yang diproduksi Walter kali ini memiliki tampilan fisik yang berbeda agak kebiruan karena pergantian bahan utama dari pseudoephedrine ke methylamine. Tuco pun sempat ragu dengan sabu berwarna biru yang pada kemudian hari akan dikenal dengan nama Blue Sky tersebut. Usai mencoba, Tuco sangat puas dengan kualitas sabu biru buatan Walter. Setelah Tuco memberikan bayaran pada Walter, No-Doze berpesan pada Walter dan Jesse agar dia tidak main-main atas kerja sama bisnis mereka. Tuco tersinggung dengan perkataan No-Doze karena pesan itu harusnya dia sendiri yang menyampaikan. Breaking Bad Season 1 pun ditutup dengan adegan No-Doze dihajar sampai babak belur oleh Tuco, sementara Walter dan Jesse hanya bisa melihat penuh kengerian.

Berita Terkait.