Minggu ini jagat hiburan tanah air digemparkan oleh keputusan presenter Rina Nose melepas hijab. Banyak orang menyayangkan pilihan yang diambil Rina untuk kembali membuka auratnya. Pro dan kontra pun terus berdatangan ke akun media sosial Rina.
Dijumpai di kawasan Daan Mogot, Jakarta Barat, belum lama ini, Rina mengaku melepas jilbab bukan atas tekanan atau permintaan siapa pun. Dia juga membantah lepas hijab karena sedang dilanda masalah pelik dalam hidupnya.
“Ini murni keputusan pribadi, bukan karena ada masalah di rumah atau apa. Saya tekankan di sini saya tidak memiliki masalah apapun,” ungkap Rina sebagaimana dikutip dari Kapanlagi.com, Selasa, 14 November 2017.
Lebih lanjut Rina menuturkan, keputusan dirinya melepas jilbab merupakan bagian dari pencarian jati dirinya. Mengaku sebagai wanita penyukai filsafat, Rina sejak masih SMA selalu bertanya tentang apa sebenarnya tujuan hidup manusia.
Baca juga:
“Pernah kah di antara kalian yang suka melakukan pertanyaan dalam diri kenapa dilahirkan ke dunia? Tujuannya untuk apa, terus ketika mati apa yang akan kita rasakan. Saya suka meluangkan waktu berpikir begitu, karena dari SMA, saya suka hal yang berbau filsafat, jadi banyak pencarian,” terangnya.
Rina tidak ingin hidup hanya sekadar hidup, dia ingin menemukan setiap pertanyaan yang selama ini tak terjawab. “Mungkin orang ada yang umumnya hidup, hidup aja, kalau aku orang yang penuh pertanyaan. Aku meluangkan waktu untuk pencarian itu. Makanya aku ada proses untuk berhijab, melepas,” ujarnya.
Menurut Rina, orang yang bisa mengerti dirinya adalah orang yang juga menyukai atau menekuni filsafat. “Mungkin kalau orang yang mengerti dengan filsafat, mungkin akan mengerti dengan saya. Tapi kalau yang nggak mendalami ilmu psikologi, filsafat, tentang ke Tuhanan, mungkin bilang si Rina stres kali ya,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama Rina juga mengungkapkan bahwa keputusannya untuk lepas hijab sudah mendapat restu dari orangtuanya. “Orangtua, keluarga aku sudah tahu lama. Karena hal ini sudah aku diskusikan dengan orangtuaku juga, mereka menyerahkan semua keputusannya ke aku,” terangnya.
Rina menyebut keluarga besarnya sangat demokratis, tidak akan memaksakan kehendak pada anggota keluarga yang bisa menimbulkan perpecahan. “Mereka lebih paham cara berpikir aku, lebih demokrat, nggak memaksa, mengekang dan nggak harus menjadi perpecahan keluarga,” pungkasnya.