Pemirsa TV tanah air beberapa hari belakangan dihebohkan dengan sinetron Mawar dan Melati yang diduga menjiplak drama asal China berjudul You Are My Sisters? Tidak berselang lama, SCTV akhirnya memberikan klarifikasi atas tuduhan plagiat tersebut.
Dalam wawacara dengan media baru-baru ini, David Suwarto, Deputy Director Programming SCTV, menegaskan bahwa benar cerita Mawar dan Melati meniru You Are My Sisters. Namun, SinemArt menjiplak You Are My Sisters secara legal dengan membeli lisensi atau royaltinya.
“Untuk You Are My Sisters, kami sudah beli royaltinya. Lebih tepatnya, Sinemart yang membeli,” ungkap David sebagaimana diwartakan Tabloidbintang.com, Selasa, 10 Mei 2017.
David menjelaskan, lisensi drama You Are My Sisters dibeli SinemArt dengan harga yang relatif murah, tidak menyentuh angka satu miliar. Menurut David, pihak SinemArt membeli lisensi You Are My Sisters karena tahu bila hanya sekadar meniru tanpa izin bisa menimbulkan masalah di kemudian hari.
Baca juga:
“Nggak mahal. Nggak sampai M-M-an. Kami beli biar nggak dibilang plagiat aja sih,” terang pria bernama panjang David Setiawan Suwarto itu.
Meski telah memiliki hak penuh untuk menjiplak You Are My Sisters, David menyebut cerita Mawar dan Melati tidak akan identik dengan You Are My Sisters. Pasalnya, sinetron yang dibintangi Natasha Wilona dan Aliando Syarief itu mempunyai latar belakang budaya yang berbeda dari versi aslinya.
David juga menyebut Mawar dan Melati kemungkinan akan diproduksi lebih dari 50 episode. “(Cerita) pasti diadaptasi. Tapi kan (Indonesia dengan Tiongkok) beda kultur, pasti nanti ada penyesuaian. Lalu di sana cuma 50 episode, di sini bisa lebih dari itu,” pungkasnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Abdul Aziz, humas SinemArt. Aziz membenarkan Mawar dan Melati merupakan sinetron yang diadaptasi dari drama You Are My Sisters secara legal. Sayang, Aziz enggan membeberkan berapa harga lisensi yang dibayarkan SinemArt.
“Kita kasih tahu aja, kalau itu memang diadaptasi dari You Are My Sisters. Diadaptasi dari sana karena kami bayar royalti, Mas. (Harga lisensinya) enggak enak lah kalau diberitahu ya,” kata Aziz.