Saving Private Ryan merupakan salah satu film bergenre perang terbaik yang dirilis pada tahun 1998 silam. Disutradarai oleh Sang Maestro Steven Spielberg, Saving Private Ryan mengisahkan tentang sebuah misi penyelamatan yang dilakukan oleh sekelompok tentara Amerika Serikat pada masa akhir Perang Dunia II, tepatnya pasca Pendaratan Normandia. Saving Private Ryan mendapatkan 11 nominasi Academy Awards, termasuk Best Picture pada 1999 silam. Rating IMDB Saving Private Ryan pun juga terbilang sangat tinggi, yakni 8,6. Popmagz.com kali ini akan menyajikan alur cerita film tersebut agar pembaca bisa menikmati keseruan Saving Private Ryan.
Pendaratan Normandia
Film dimulai ketika seorang pria tua diperlihatkan berjalan mengitari sebuah taman makam pahlawan Perang Dunia II. Pria tua tersebut terlihat sangat sedih hingga dia berlutut menangis tepat di depan sebuah makam. Scene kemudian flashback ke tanggal 6 Juni 1944 di Pantai Omaha, tempat dimulainya Pendaratan Normandia. Kapten Miller (Tom Hanks) memimpin pasukannya menembus pertahanan Jerman di Pantai Omaha. Kapal-kapal mulai mendarat di pantai lalu disambut ribuan tembakan dari senapan legendaris MG 42 Jerman. Para tentara Amerika satu persatu tewas mengenaskan, salah satunya seorang prajurit dengan ransel bernama Ryan S.
Dengan kondisi kacau balau, pasukan Amerika terus maju ke garis pertahanan Jerman. Di antara mereka ada seorang ahli medis bernama Irwin Wade (Giovanni Ribisi) yang juga tergabung dalam tim Kapten Miller dengan sigap menolong prajurit-prajurit yang sekarat. Usai berdiskusi dengan wakil kapten Mike Horvath (Tom Sizemore), Miller perintahkan sniper Daniel Jackson (Barry Pepper) maju menembak tentara garis depan Jerman. Jackson maju lalu menembak salah satu tentara Jerman yang memegang MG 42. Pasukan Kapten Miller pun masuk wilayah Jerman dan menembaki tentara Jerman yang berlarian mundur hingga Pantai Omaha berhasil diduduki.
Scene kemudian berganti ke sebuah kantor tempat surat kematian tentara Perang Dunia II diketik. Seorang pegawai wanita menemukan fakta bahwa dirinya telah menulis tiga surat kematian untuk keluarga yang sama. Wanita tersebut melaporkan apa yang dia temukan ke Kapten Sanders (David Wohl) atasannya. Kapten Sanders segera menemui Kolonel Bryce (Bryan Cranston) untuk melaporkan tiga surat kemataian tersebut. Tiga surat itu diketahui mengabarkan gugurnya tiga bersaudara di Normandia, yaitu Shane Ryan di Pantai Omaha sebagaimana diperlihatkan pada awal film, kemudian Peter Ryan di Pantai Utah, dan Daniel Ryan yang tewas di Papua Nugini.
Kapten Sanders menjelaskan tiga bersaudara yang gugur memiliki adik bernama James Ryan (Matt Damon) yang kini juga berperang di Normandia. Kolonel Bryce lalu ajak Kapten Sanders bertemu Jenderal George C. Marshall (Harve Presnell), Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Amerika. Jenderal George kemudian membacakan sebuah surat lawas yang ditulis Presiden Amerika Abraham Lincoln usai Perang Saudara Amerika (1861—1865) pada Nyonya Bixby. Lincoln sangat tersentuh dan berterima kasih atas semua jasa kelima anak Bixby yang gugur dalam parang. Surat itu pun jadi penguat bahwa misi penyelamatan Ryan harus segera dilakukan.
Pencarian James Ryan
Scene kembali ke Normandia, dimana Kapten Miller dan atasannya, Walter Anderson (Dennis Farina), berbincang mengenai sengitnya pertempuran di Pantai Omaha. Miller bercerita banyak anak buahnya gugur dan terluka pada pertempuran tersebut. Walter ucapkan belasungkawa lalu sampaikan misi baru yang diperintahkan langsung oleh Jenderal George untuk menjemput James Ryan pulang. Kapten Miller membentuk tim penyelamatan yang terdiri dari Mike, Jackson, Wade, Richard Reiben (Edward Burns), Adrian Caparzo (Vin Dieses), Stanley Mellish (Adam Goldberg), dan Kopral Timothy Upham (Jeremy Davies) yang menguasai bahasa Perancis.
Mereka memulai perjalanan untuk menjemput Ryan, namun keberadaannya yang tidak diketahui membuat pencarian mereka menjadi sangat sulit tak ubahnya mencari jarum di tumpukan jerami. Dalam perjalanan mereka dapati sebuah rumah yang hancur, lalu terlihat seorang ayah coba menitipkan anak perempuannya kepada para prajurit yang datang. Sang ayah memohon agar anaknya diselamatkan dengan ikut rombongan Kapten Miller. Kaparzo yang teringat keponakannya tak tega kemudian membawa anak tersebut. Kapten Miller pun marah pada Kaparzo yang menilai tindakannya itu bisa membawa bahaya pada anggota timnya.
Saat sedang berdebat dengan Kapten Miller, Kaparzo tiba-tiba ditembak oleh sniper Jerman. Mereka semua langsung berlindung dan anggota lainnya menyelamatkan anak perempuan tersebut. Kaparzo yang terluka ingin diselamatkan, namun teman-temannya melarangnya karena masih terdapat bahaya dari sniper Jerman yang belum terdeteksi lokasinya. Kaparzo menyerah untuk bertahan hidup, dia meminta agar anggota timnya menyalin surat yang ia simpan untuk keluarganya. Jackson kemudian melakukan bidikan untuk mencari lokasi sniper Jerman. Ketika sniper Jerman hendak membidiknya, ia lebih dulu menembak tepat pada mata sniper Jerman.
James Ryan yang Lain
Mereka kembali melanjutkan perjalanan lalu menemukan sebuah kamp yang diduga ada jejak Divisi Airborne 101. Miller menyapa pemimpin kamp dan bertanya apakah ada James Ryan di kelompok mereka. Pimpinan kamp menjawab ada James Ryan di kelompok mereka yang lalu diajak Miller berbicara berdua. Miller memberitahu Ryan bahwa semua saudaranya telah tewas hingga membuatnya terpukul dan menangis. Ia bertanya bagaimana saudaranya meninggal, lalu Miller menjawab mereka meninggal dalam pertempuran. Ryan merasa bingung karena saudaranya masih bersekolah di SD. Miller terheran-heran dan menanyakan nama lengkap dan asalnya.
Ternyata Ryan yang ia ajak bicara barusan bukanlah James Francis Ryan dari Iowa yang mereka cari, melainkan James Frederick Ryan (Nathan Fillion) dari Minnesota. Karena kesalahan tersebut, tim harus kembali mencari James Ryan yang sebenarnya. Mereka terlibat dalam pertempuran lagi setelah salah satu anggota tim tak sengaja meruntuhkan tembok yang sudah rapuh. Beruntung mereka diselamatkan oleh tentara Amerika lainnya. Seperti biasa, Miller bertanya tentang keberadaan James Ryan dan dia diberitahu bahwa tim Ryan berada di Neuville. Mereka akhirnya tiba di Neuville, kemudian Miller menemukan tentara teman Ryan dalam Divisi Airborne 101.
Dari teman satu tim Ryan itu diketahui zona pendaratan Divisi Airborne 101 meleset di dekat Ramelle. Kemudian Miller merasakan ada harapan dalam menemukan Ryan di Ramelle. Untuk menuju Ramelle, mereka harus melewati lokasi yang dikuasai Jerman dengan senapan mesin MG-42. Lantaran takut bakal banyak memakan korban, anggota tim ingin mengelilingi daerah tersebut atau menunggu bantuan dari angkatan udara. Tetapi Miller menyatakan bahwa itu sia-sia lantaran tujuan utama mereka tak hanya menyelamatkan Ryan, melainkan juga untuk memenangkan perang. Mereka setuju dan membagi tim menjadi tiga, yaitu tim tengah, kiri, dan kanan.
Baca juga:
Membebaskan Musuh
Mereka mulai menyerang dan terjadilah baku tembak yang berhasil melumpuhkan tentara Jerman. Salah seorang tentara Jerman masih hidup lalu menembak Wade di dada hingga ke tulang belakang sampai dia sekarat. Wade meringis kesakitan sembari berkali-kali memanggil nama ibunya, lalu tak berselang lama dia meninggal. Wade yang membaca surat Wade untuk keluarganya menangis di pojokan tanpa sepengetahuan anak buahnya. Kematian Wade menyulut kemarahan semua anggota tim hingga mereka mulai mencari tentara Jerman yang membunuh Wade. Mereka menemukan tentara tersebut yang nantinya bakal dikenal dengan nama alias Steamboat Willie.
Mereka kemudian menganiaya Steamboat Willie dengan sadis sebagai balas dendam atas kematian Wade. Upham yang melihat itu tidak setuju dengan perbuatan kejam rekan-rekannya. Steamboat Willie lalu diperintahkan untuk menggali tanah untuk menguburkan Wade. Dia kemudian malah beristirahat dan merokok sembari mengobrol santai bersama Upham. Selain bisa berbahasa Perancis, Upham memang fasih bahasa Jerman, tak heran dia bisa ngobrol santai dengan Steamboat Willie. Ketika Steamboat Willie melihat para anggota tim mendekat, ia mulai menggali tanah kembali. Lalu semua anggota tim mulai menganiayanya lagi lantaran masih dendam atas kematian Wade.
Miller melihat itu lalu minta anak buahnya membiarkan Steamboat Willie jalan sejauh mungkin dengan mata tertutup karena yakin dia bakal tertangkap lagi oleh tentara Amerika yang lain. Keputusan Miller memicu kemarahan beberapa anak buahnya, khususnya Reiben yang khawatir Steamboat Willie ditemukan kembali oleh tentara Jerman. Reiben sempat pamit meninggalkan tim karena rasa kecewa yang mendalam. Namun tak berselang lama Reiben kembali gabung lagi setelah tersentuh hatinya usai Miller menceritakan latar belakangnya. Miller bercerita di kehidupan biasa dia hanyalah guru SMA yang ingin segera merampungkan perang agar bisa mengajar lagi.
James Ryan Ditemukan
Dalam perjalanan, beberapa tentara Jerman tiba-tiba menyerang dengan tank. Beruntung ada tim tentara Amerika lain bergabung dalam baku tembak, dimana James Ryan yang menjadi target utama misi mereka ada dalam tim itu. Usai memenangkan pertempuran, Miller memastikan kembali nama lengkap James Ryan karena tak ingin mengulangi kesalahan sebelumnya. Timnya merasa senang saat mengetahui akhirnya menemukan orang yang dicari. Mereka pun menuju ke kamp James Ryan dan pimpinannya di sebuah jembatan bernama Alamo. Miller langsung memanggil Ryan untuk berbicara secara langsung guna memberitahu ketiga kakaknya telah tewas.
Ryan sangat terpukul mengetahui ketiga kakaknya telah gugur dalam perang, kemudian Miller memberikan waktu kepada Ryan untuk berduka. Dalam kesedihannya, Ryan menanyakan apakah John Miller datang hanya untuk memberitahunya hal itu. Kapten Miller menjawab bahwa misinya adalah untuk membawa Ryan pulang ke Amerika. Sayangnya Ryan enggan untuk pulang dan meminta agar Miller memberitahu ibunya bahwa ia berada di medan perang untuk berjuang bersama teman-temannya. Ryan protes mengapa hanya dirinya yang harus pulang, sedangkan teman-temannya yang bekerja sama keras dengannya tidak diizinkan pulang kampung juga.
Reiben kemudian memberitahu Ryan bahwa dalam misi penjemputan dirinya mereka telah kehilangan dua anggota tim. Ryan terkejut namun tetap bergeming pada keputusannya untuk tetap berperang. Miller pun terdiam, dan Mike mendekatinya untuk membicarakan masalah itu. Mike kemudian memberikan dua buah masukkan. Pertama, Kapten Miller dan tim bisa pulang meninggalkan Ryan tetap berperang di garis depan. Kedua, pilihan yang akhirnya disetujui Miller, yakni seluruh tim tetap tinggal dan berjuang bersama-sama menghadapi tentara Jerman. Jika mereka menang perang, mereka nanti juga bisa pulang ke Amerika bersama Ryan dengan bangga.
Pertempuran Jembatan Alamo
Scene berlanjut pada persiapan perang melawan tentara Jerman di jembatan Alamo. Kapten Miller memimpin strategi dan menempatkan para anggota tim di posisi masing-masing dengan segala macam senjata. Mereka merasakan getaran dari tank Jerman yang semakin dekat, sehingga mereka bersiap di posisi masing-masing. Upham yang cemas berlarian ke sana kemari, sementara yang lain berpencar dan Ryan serta Miller bersembunyi di kubangan pasir dengan senapan M30. Saat Upham mendekati kubangan pasir, Miller menyuruhnya pergi ke tempat lain karena ia tidak memiliki senjata untuk kaliber M30 yang dirinya dan Ryan gunakan.
Upham yang panik dan ketakutan malah memilih bersembunyi, alih-alih melakukan tugasnya menyuplai peluru cadangan. Serangan pun dimulai, senjata-senjata yang telah disiapkan mulai melepaskan tembakan. Kuatnya pasukan jerman serta suplai amunisi yang macet membuat beberapa tentara Amerika kewalahan, bahkan terbunuh. Mereka memanggil-manggil Upham berulang kali meminta tambahan peluru, tapi Upem tetap sembuni. Di dalam gedung, Mellish kehabisan peluru dan harus melawan tentara Jerman mengandalkan sebilah pisau saja. Tentara Jerman ternyata jauh lebih tangguh dan berhasil merebut pisau Mellish lalu menusukkan ke dadanya sampai meninggal.
Ketika Tentara Jerman yang berhasil membunuh Mellish turun ke bawah lewat tangga. Upham tak bergerak dan membiarkan dia pergi begitu saja. Serangan masih terus berlangsung dengan hebatnya, lalu mereka memutuskan untuk menyiapkan strategi terakhir dengan meledakkan jembatan. Beberapa saat kemudian, jembatan berhasil dihancurkan dan sejumlah tentara Jerman berhasil dilumpuhkan. Sayangnya Mike tewas ditembak beberapa kali dan Miller terkena ledakan sampai membuat dia setengah sadar. Miller yang kesadarannya belum 100 pulih berusaha bangkit untuk mengambil senjata, tapi Steamboat Willie, si tentara yang pernah dilepaskannya, justru menembaknya.
Kematian Kapten Miller
Miller yang terkena tembakan di dadanya mengambil pistol dan menembak tank yang mendekatinya berkali-kali dengan pasrah. Dalam kondisi terjepit, tank yang ditembakkan oleh John Miller tiba-tiba meledak dan muncul pesawat udara bantuan. Seluruh pasukan Jerman kemudian diserang melalui serangan udara yang membuat mereka kocar-kacir dan mundur. Pertempuran pun dimenangkan oleh tentara Amerika. Di antara pasukan Jerman yang tertangkap, Upham mengumpulkan mereka dan menembak Steamboat Willie yang telah menembak Miller. Dalam kondisi Miller yang sekarat, Reiben coba menolong disusul Ryan yang juga menghampiri.
Sebelum meninggal, Miller bisikkan kata-kata terakhir pada Ryan. Dia mengatakan Ryan telah mendapatkan kemenangan seperti yang dia inginkan, sehingga kini layak menjalani hidup dengan baik di kampung halaman. Scene berganti ke adegan pria tua di awal film, yang menangis di depan makam Miller. Pria tua itu berkata bahwa ia sudah menjalani hidup dengan baik yang secara tak langsung mengonfirmasi dia adalah James Ryan. Kemudian istrinya mendekat, Ryan meminta sang istri untuk memastikan bahwa ia memang benar telah menjalani hidup dengan menjadi orang baik. Istrinya pun menjawab sang suami merupakan orang yang sangat baik.